Klik dan baca Tulisan ini: Puluhan Orangutan Dibantai di Kutai Kartanegara
Siapakah yang salah di sana?
Mari kita lihat dulu dari akarnya, yaitu bahwasannya penanaman kelapa sawit skala industri memiliki dampak buruk yang fatal:
1. Merusak ekosistem dan habitat pada areal yang digunakan untuk lahan penanaman kelapa sawit karena untuk memenuhi permintaan industri membutuhkan jumlah yang banyak dan bersifat kontinyu maka membutuhkan pula lahan yang luas dan hal ini berarti harus menebang pepohonan pada areal hutan yang luas, akibatnya ekosistem dan habitat yang ada di hutan tersebut akan rusak. (pertanyaannya, manakah yang merupakan hama? Orangutan atau pepohonan kelapa sawit yang menggantikan hutan habitat orangutan, hati kita masing-masing tahu jawabannya).
2. Sumber polusi udara karena selain telah menggantikan hutan yang merupakan paru-paru dunia, pohon kelapa sawit menghasilkan gas beracun. Bayangkan jika lahan kelapa sawit terus diperluas maka perbandingan luas hutan semakin kecil dibandingkan luas lahan kelapa sawit dan polusi udara akut tidak dapat dihindarkan lagi.
3. Lahan pasca penanaman kelapa sawit sudah tidak dapat diberdayakan lagi karena tanaman kelapa sawit menyerap semua unsur hara yang berguna bagi tumbuhan, sehingga lahan tersebut jadi gersang dan membutuhkan waktu yang panjang serta teknologi tidak murah untuk mengembalikan kesuburan lahan pasca penanaman kelapa sawit.
Tiga point dampak buruk penanaman kelapa sawit skala industri di atas merupakan sebagian kecil dari dampak buruknya secara langsung dan hal ini sudah diketahui baik oleh pemerintah maupun pihak swasta sebagai pelaksananya untuk penanaman kelapa sawit skala industri.
Jadi, oknum-oknum yang bersalah atas tragedi pembantaian orangutan baik terlibat langsung maupun tidak langsung adalah seluruh oknum pemerintah, perusahaan, atau kontraktor yang berperan dalam pembudidayaan kelapa sawit skala industri tersebut.
Pemerintah seharus bersikap bijak dan berpikir untuk jangka panjang atas tragedi yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi akibat penanaman kelapa sawit.
Hai Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang duduk di pemerintahan, ingatlah selalu slogan yang selalu Bapak-bapak dan Ibu-ibu tampilkan yang isinya menyatakan bahwa kitalah yang harus menjaga warisan yang akan diberikan pada anak cucu kita, bukan sebaliknya anak cucu yang harus menjaga warisannya.
Warisan adalah Titipan Anak Cucu Kita
Respon atas tragedi di http://kaltim.tribunnews.com/2011/09/26/puluhan-orangutan-dibantai-di-kutai-kartanegara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar